Cerita Dewasa

ENTOTAN GURUKU ENAK

0
Please log in or register to do it.

Cerita seks dewasa – cerita bokep ini adalah cerita mesum ku di mana aku Inez, ketika masi skolah aku suka banget ma satu guru pelajaran matematika, orangnya ganteng, badannya tinggi kekar, sebut aja namanya pak A. ini lah awal dari kisah seks ku.. Suatu hari waktu istirahat aku berjalan ke kantin mau beli minum. Tiba-tiba Pak A keluar dari kantor dan menabrakku, “Maaf Nez, aku tadi gak sengaja”.  “Iya Pak, gak pa-pa tadi Inez jalan juga gak lihat-lihat kok pak dan Inez keburu-buru. “Sebagai permintaan maafku aku traktir kamu di kantin deh ya”. aku tidak menolak ajakannya. aku sengaja mau menggodanya, aku berpura-pura memperbaiki tali sepatuku, karena rok seragamku pendek, kuliat dia senyum2 saat meliat pahaku. Di kantin kami ngobrol aja selama waktu istirahat. Waktu aku mo kembali ke kelas, dia berbisik, “Nez, paha kamu mulus banget ya”. Aku senyum2 aja gak komentar apa2. “Kapan2 ngobrol dirumahku yuk”. Wah to the point banget ni guru, pasti gak pengen cuma ngobrol tu.   Sabtu jelang sorenya aku berkunjung ke rumahnya. Ketika aku sampai dia baru mandi rupanya. Cukup lama aku ngebel di pintu pagernya, akhirnya aku di bukain pintu. “Lama ya nunggunya, gi mandi sih aku. Masuk deh”, dia mempersilahkan aku masuk. “Maaf rumahku berantakan”. “Kok sepi banget rumahnya pak?” “aku ngontrak rumah disini sendirian”. “Mangnya keluarga bapak dimana”. “Aku dah pisah ma istri Nez, anakku ikut ma ibunya di kota lain”.

Kami ngobrol2 aja soal pelajaran di sekolah, gak kerasa
waktu berjalan terus dan dah deket magrib. “Udah laper belom Nez?” “Hehehehe
lumayan sih Pak.” “Kamu tunggu disini bentar ya, aku mau beli makan dulu ke
warteg. “Oh ya pak, maaf ngrepotin lho.” “Gak pa-pa. ”  Sewaktu dia beli makanan, aku melihat-lihat
kondisi rumah kontrakannya dan sampai kebelakang. pintu kamarnya terbuka dan
aku ngelongok ke dalam. Kulihat buku-buku koleksi buku matematika di meja
kamarnya. Ternyata ada juga beberapa majalah dewasa di atas kasurnya lalu aku
buka-buka melihat majalah itu. ternyata isi majalah itu gambar-gambarnya
cewek-cowok bugil lagi ngentot. Aku tidak mengira ternyata dia juga suka
koleksi seperti itu. tiba-tiba aku mendengar suaranya dari belakangku, “Ngapain
kamu di kamarku Nez? Ayo makan dulu, nanti keburu dingin nasinya malah gak enak.”
aku kaget banget tapi kelihatannya dia gak marah, lalu majalah kulemparkan ke
atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap sambil
grogi, malu, deg-degkan, “Maa..aa..aaf ya Pak, Inez sudah lancang masuk kamar
Bapak.” “Iya gak papa. Kamarku berantakan. Kita makan aja yuk,” jawabnya sambil
tersenyum. Lalu kami makan, “Koleksi majalahnya banyak ya Pak.” “Ya, buat
iseng-iseng kalau tidak bisa tidur.” “Kok, majalahnya yang begituan pak?”.
“Yang begituan gimana maksudnya”. “Emm.., Ya, yang begituan, Majalah porno
pak”. “Hehehe itu pengasih teman saya yang dari Batam. Mau diliat lagi ya Nez,
yuk kekamarku”. Akupun tidak menolaknya, aku segera ikut ke kamarnya dan
kuambil majalah dewasa tadi yang berada di atas tempat tidurnya. “Suka ya
liatnya Nez”. Aku terangsang juga meliat gambar2 orang ngentot di majalah itu.
Dia segera memeluk tubuhku dan dengan sedikit bernafsu segera disosornya pipiku
dengan bibirnya.

Saat itu aku mengenakan celana ketat dari kain yang cukup
tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara,
dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga.
Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk
toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat braku
yang berwarna putih terpampang jelas sekali. dia mendekatkan mukanya ke
wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami
bersentuhan lembut, aku diam aja, mataku terpejam. Dia mengulum bibir bawahku,
disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari
bibirku. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jemari
tangan kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke
lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut. Dia memandangi toketku
dari balik baju kaosku yang ketat. Kini jemari tangan kanannya mulai semakin
nekat menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang diusapnya
belahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas. “aahh pak”, aku merintih pelan.
saat itu jemari tangan kanannya bergerak semakin menggila, menelusup ke pangkal
pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku. Diusapnya perlahan dari
balik celanaku yang amat ketat, dua detik kemudian dia memaksa masuk jemari tangannya
di selangkanganku dan bukit memekku itu telah berada dalam genggaman tangannya.
Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai meremas perlahan. Dia
mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku. Secepat kilat bibirku kembali dikecup
dan dikulumnya, digigit lembut, disedot. Hidung kami bersentuhan lembut. Dengus
nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama.

DIa mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami bersentuhan, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup.  Jemari tangan kanannya yang masih berada di selangkanganku mulai bergerak menekan ke gundukan memekku, lalu diusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas. Aku memekik kecil dan mengeluh lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sementara wajahku nampak sedikit berkeringat. Dia meraih kepalaku dalam pelukannya dengan tangan kiri dan dia mencium rambutku. “Oooh paaak”. “Enaak ya Nez diusap-usap begini”. “hh iiyyaa paaak”. Jemarinya kini bukan cuma mengusap tapi mulai meremas bukit memekku dengan sangat gemas. “aawww” aku memekik kecil dan pinggulku menggelinjang keras. Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.  Puas mengusap-usap bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya, “aawww pak sakitt, jangan keras-keras dong meremasnya”. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku. 

Baca Juga Cerita Bokep Indonesia : ANAK PERAWAN MAHASISWI dan DENGAN TANTE GIRANG

“Auuggghh..” tiba2 dia menjerit lumayan keras dan meloncat
berdiri. Aku yang tadinya sedang menikmati remasanku pada toketnya jadi ikutan
kaget. “Eeehh kenapa pak?” “Aahh anu … kontolku sakit nih”, sahutnya sambil
buru-buru membuka celana panjangnya di hadapanku. Aku tak menyangka dia berbuat
demikian hanya memandangnya dengan terbelalak kaget. Dia membuka sekalian CDnya
dan “Tooiiing”, kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung
keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun . batang kontolnya sudah
kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar
semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, besar dan panjang. dia
mengocok kontolnya dengan tangan kanannya, “nez sebentar yaa… aku mau cuci
kontolku dulu yaa… bau nih soalnya”, katanya sambil ke kamar mandi yang ada
didalem kamarnya. Aku masih terduduk di atas ranjangnya ketika dia keluar dari
kamar mandi kuliat kontolnya yang sedang tegang bergerak manggut-manggut naik
turun. “kontol bapak besar sekali, segede yang di majalah pak.” “Blon perna
liat yang kaya punyaku ya Nez”.   Dia
meraih kedua tanganku dan diarahkan ke kontolnya. Jemari kedua tanganku mulai menyentuh
kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Pertama kali aku hanya memegang dengan
kedua jemariku. “Diremes Nez”. “Iiih… keras sekali pak”. aku bukan cuma
menggenggam tapi malah meremas kuat. “Ooouhh….” dia melenguh nikmat. jemari
kedua tanganku itu secara bergantian meremas batang dan kepala kontolnya.
Jemari kiri berada di atas kepala kontolnya sedang jemari yang kanan meremas
batangnya. dia hanya bisa melenguh panjang pendek. “.sshh…nes… terusss …
ssshh”, lenguhnya keenakan.

Aku memandangnya sambil tersenyum dan mulai mengusap-usap
maju mundur, setelah itu kugenggam dan kuremas seperti semula tetapi kemudian
aku mulai memompa dan mengocok kontolnya itu maju mundur. “Aakkkhh… ssshh” dia
menggelinjang menahan nikmat. Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan
kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya.
Dia semakin tak terkendali, “nez… aahhgghh… sshh… awas pejuku mau keluarr”. aku
melepaskan remasan tanganku, sementara pandangan mataku tetap ke arah kontolnya
yang baru kukocok. dia gak mau ngecret karena aku kocok makanya dia bilang
pejunya mau keluar.  Dia berdiri dan
meraih tubuhku sehingga aku ikut berdiri. dipeluknya aku dengan gemas, aku
menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar
montok menekan dadanya yang bidang. Aku merangkulkan kedua lenganku ke
lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, kemudian
dilumatnya bibirku sampai aku megap-megap kehabisan napas. Terasa kontolnya
yang masih full ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena tubuhnya lebih
tinggi dariku. Sementara bibir kami bertautan mesra, jemari tangannya mulai
menggerayangi bagian bawah tubuhku, dua detik kemudian jemari kedua tangannya
telah berada di atas bulatan kedua belah bokongku. Diremasnya dengan gemas,
jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam
cumbuannya. 

Lalu dia merapatkan bagian bawah tubuhnya ke depan sehingga
mau tak mau kontolnya yang tetap tegang itu jadi terdesak perutku lalu
menghadap ke atas. Aku tak memberontak dan diam saja. Sementara itu dia mulai
menggesek-gesekkan kontolnya yang tegang itu di perutku. Namun baru juga 10
detik aku melepaskan ciuman dan pelukannya dan tertawa-tawa kecil, “Kamu apaan
sih kok ketawa”, tanyanya heran. “Inez geli digesekin kaya gitu. Dia segera
merengkuh tubuhku kembali ke dalam pelukannya, dan aku tak menolak saat dia
menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi.  Segera jemari tangan kananku mengusap dan
mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.
“aagghh… nez… ”. Wajah kami saling berdekatan dan aku memandang wajahnya yang
sedang meringis menahan rasa nikmat. “Enaak ya pak…” Jemari tanganku semakin
gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan
kecupan dan pelukanku. “Gerah nih Nez, aku buka baju dulu ya”, katanya sambil
terus mencopot kancing kemejanya satu persatu lalu dilemparkan sekenanya ke
samping.  Kini dia benar-benar polos dan
telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur.
“kamu suka yaa sama kontolku”. Sambil tetap mengocok kontolnya aku menjawab
dengan polos. “suka banget pak… gede panjang, dah gitu keras banget kayak
kayu”. “Gitu yaa… kalau memek kamu seperti apa yaa…”. dengan cepat dia berjongkok
di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. jemari
kedua tangannya mulai gerilya mencari ritsluiting celana ketatku yang berwarna
putih itu.  Mukanya persis di depan
selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik
celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan kaitan
ritsluitingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak
memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meloloskan dan memplorotkan celanaku
sampai ke bawah.

Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku,
dan kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak
sedikit menonjol di tengahnya.  Terlihat
dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, jembutku. Waahh… dia memandang
ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum. “Aku buka ya.. CDnya”. Aku
hanya menganggukan kepala perlahan. Dengan gemetar jemari kedua tangannya
kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisku terus ke atas sampai
kedua belah paha, dia mengusap perlahan dan mulai meremas. “Oooh…paaak” aku
merintih kecil. kemudian jemari kedua tangannya merayap ke belakang kebelahan
bokongku yang bulat. Dia meremas gemas disitu. Ketika jemari tangannya
menyentuh tali karet CDku yang bagian atas, sreeet… secepat kilat ditariknya ke
bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah ‘forbidden’
ku.  Menggembung membentuk seperti sebuah
gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarku sampai ke bawah di antara kedua
belah pangkal pahaku, sementara di bagian tengah gundukan bukit memekku
terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah dan masih tertutup
rapat menutupi celah liang memekku. Dan di sekitar situ ada jembut yang cukup
lebat. “Oohh.. nez, indahnya…”

Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu. Dia
mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos
sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka
braku dan tesss… bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Selanjutnya aku melepas
juga celana dan CDku yang masih tersangkut di mata kakiku, lalu sambil tetap
berdiri di depannya. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya
kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil
kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan. “kamu cantik sekali
Nez”. Dia merangkul tubuhku yang telanjang. Badanku seperti kesetrum saat
kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya
yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang.
Dengan penuh nafsu dia segera merebahkan tubuhku yang telanjang bulat itu di
atas kasur, tempat tidur itu tak terlalu besar, untuk 2 orang pun harus
berdempetan. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang.  Segera dia menaiki ranjang, aku memandangnya
sambil tersenyum. Dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya,
sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku. “Buka pahamu Nez,
aku ingin mengentotimu sekarang”. “Paaak…” aku hanya melenguh pasrah saat dia
setengah menindih tubuhku dan kontolku yang tegang itu mulai menusuk celah
memekku, tangannya tergetar saat membimbing kontolnya mengelus memekku lalu
menelusup di antara kedua bibir memekku. “Pelan-pelan pak, gede banget
soalnya”. Lalu dengan jemari tangan kanannya diarahkannya kepala kontolnya ke
memekku. Aku memeluk pinggangnya mesra, sementara dia mencari liang memekku di
antara belahan bukit memekku. diapun mulai menekan ke bawah, kepala kontolnya
ditekannya untuk menelusup ke dalam liang memekku.  Dia mengecup bibir ku sekilas lalu
berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya seluruhnya ke
dalam liang memekku. Aku mulai merintih dan medesah2 kecil ketika kepala
kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku.

“sempit sekali memekmu Nez, jarang kemasukan kont0l ya”, erangnya mulai merasakan kenikmatan dan kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku.  Karena agak susah dia memasukan kont0l jumbonya ke memekku dan untuk menambah rangsangan buat aku dia melepaskan kontolnya dari jepitan memekku dan melumat bibirku. Aku membalas ciumannya dan melumat bibirnya dengan mesra. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan aku langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Jemari tangan kirinya merayap ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhku mulai pundak terus ke bawah sampai ke pinggul dan diremasnya dengan gemas.  Ketika tangannya bergerak kebelakang ke bulatan bokongku, dia mulai menggoyangkan seluruh badannya menggesek tubuhku yang bugil terutama pada bagian selangkangan dimana kontolnya yang sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit memekku. Dia menggerakkan pinggulnya secara memutar sambil menggesek-gesekkan batang kontolnya di permukaan bibir memekku sambil sesekali ditekan-tekan. Aku ikut-ikutan menggelinjang kegelian.  Beberapa menit kemudian setelah kami puas bercumbu bibir, dia menggeser tubuhnya kebawah sampai mukanya tepat berada di atas kedua bulatan toketku, kini ganti perutnya yang menekan memekku. Jemari kedua tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung “Fujiyama” milikku, .

NIKMATNYA DIENTOTIN OLEH GURUKU

dia mulai menggesekkan ujung-ujung jemarinya mulai dari bawah toketku di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang antara geli dan nikmat. “Paaak, geli”. Beberapa saat dia mempermainkan kedua pentilku yang kemerahan dengan ujung jemarinya.  Aku menggelinjang lagi, dipuntirnya sedikit pentilku dengan lembut. aku semakin mendesah tak karuan. Secara bersamaan akhirnya dia meremas-remas gemas kedua toketku dengan sepenuh nafsu. “Aawww… pak”, aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas.  Lima menit kemudian lidahnya bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya. 

Baca Juga Cerita Bokep Seks : NGENTOT MERTUA SENDIRI TERBARU

Cukup lama dia mengemut toketku, setelah itu bibir dan
lidahnya kini merayap menurun ke bawah. Ketika lidahnya bermain di atas
pusarku, aku mulai mengerang-erang kecil keenakan, dia mengecup dan membasahi
seluruh perutku. Ketika dia bergeser ke bawah lagi dengan cepat lidah dan
bibirnya telah berada di atas gundukan bukit memekku. “Buka pahamu Nes..”
teriaknya tak sabar, posisi pahaku yang kurang membuka itu membuatnya kurang
leluasa untuk mencumbu memekku itu. “Oooh… paak”, aku hanya merintih lirih. Dia
membetulkan posisinya di atas selangkangan ku. Aku membuka ke dua belah pahaku
lebar-lebar, aku sudah sangat terangsang sekali. Kedua tanganku masih tetap
memegangi kain sprei. Dia memandangi memekku yang ditumbuhi jembut . Bibir
memekku kelihatan gemuk dan padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan celah
sempit yang berada di antara kedua bibir memekku itu tertutup rapat.
Selanjutnya dia menekan kepalanya ke bawah, sontak mukanya terutama hidung dan
bibirnya langsung nyosor menekan memekku, hidungnya menyelip di antara kedua
bibir memekku. Bibirnya mengecup bagian bawah bibir memekku dengan bernafsu,
sementara jemari kedua tangannya merayap ke balik pahaku dan meremas bokongku
yang bundar dengan gemas.  Dia mulai
mencumbui bibir memekku yang tebal itu secara bergantian seperti kalau dia
mencium bibirku. Puas mengecup dan mengulum bibir bagian atas, dia berpindah
untuk mengecup dan mengulum bibir memekku bagian bawah. Karena ulahnya aku
sampai menjerit-jerit karena nikmatnya, tubuhku menggeliat hebat dan terkadang
meregang kencang, beberapa kali kedua pahaku sampai menjepit kepalanya yang
lagi asyik masyuk bercumbu dengan bibir memekku. 

Dia memegangi kedua belah bokongku yang sudah berkeringat
agar tidak bergerak terlalu banyak, sepertinya dia tak rela melepaskan pagutan
bibirnya pada bibir memekku. aku mengerang-erang dan tak jarang memekik cukup
kuat saking nikmatnya. Kedua tanganku meremasi rambutnya sampai kacau, sambil
menggoyang-goyangkan pinggulku. Kadang pantat kunaikkan sambil mengejan nikmat
atau kadang kugoyangkan memutar seirama dengan jilatan lidahnya pada seluruh
permukaan memekku. aku berteriak makin keras, dan terkadang seperti orang
menangis saking tak kuatnya menahan kenikmatan yang diciptakannya pada
memekku.  Tubuhku menggeliat hebat,
kepalaku bergerak ke kiri dan ke kanan dengan cepat, sambil mengerang tak
karuan. Dia semakin bersemangat melihat tingkahku, mulutnya semakin buas,
dengan nafas setengah memburu disibakkannya bibir memekku dengan jemari tangan
kanannya, terlihat daging berwarna merah muda yang basah oleh air liurnya bercampur
dengan cairan lendirku, agak sebelah bawah terlihat celah liang memekku yang
amat sangat kecil dan berwarna kemerahan pula. Dia mengusap dengan lembut bibir
memekku kemudian disibakkan kembali pelan-pelan bibir memekku, celah merahnya
kembali terlihat, agak ke atas dari liang memekku yang sempit itu ada tonjolan
daging kecil sebesar kacang hijau yang juga berwarna kemerahan, itilku, bagian
paling sensitif dari memekku.  Lalu
secepat kilat dengan rakus lidahnya dijulurkan sekuatnya keluar dan mulai
menyentil-nyentil daging itilku. Aku memekik sangat keras sambil
menyentak-nyentakkan kedua kakiku ke bawah. Aku mengejang hebat, pinggulku
bergerak liar dan kaku, sehingga jilatannya pada itilku jadi luput. Dengan
gemas dia memegang kuat-kuat kedua belah pahaku lalu kembali menempelkan bibir
dan hidungnya di atas celah kedua bibir memekku, dia menjulurkan lidahnya
keluar sepanjang mungkin lalu ditelusupkannya lidahnya menembus jepitan bibir
memekku dan kembali menyentil nikmat itilku dan, aku memekik tertahan dan
tubuhku kembali mengejan sambil menghentak-hentakkan kedua kakiku,

pantat ku angkat ke atas sehingga lidahnya memasuki celah
bibir memekku lebih dalam dan menyentil-nyentil itilku. Begitu singkat karena
tak sampai 1 menit aku merasakan ada semburan lemah dari dalam liang memekku
berupa cairan hangat agak kental banyak sekali. Dia masih menyentil itilku
beberapa saat sampai tubuhku terkulai lemah dan akhirnya pantatku pun jatuh
kembali ke kasur. Aku melenguh panjang pendek meresapi kenikmatan yang baru kurasakan,
sementara dia masih menyedot sisa-sisa lendir yang keluar ketika aku nyampe.
Seluruh selangkanganku tampak basah penuh air liur bercampur lendir yang
kental. Dia menjilati seluruh permukaan memekku sampai agak kering, “Nez… puas
kan…” bisiknya lembut namun aku sama sekali tak menjawab, mataku terpejam
rapat.  Dia segera bangkit dan duduk
setengah berlutut di atas tubuhku yang telanjang berkeringat. Toketku penuh
lukisan hasil karyanya. Dengan agak kasar dia menarik kakiku ke atas dan
ditumpangkannya kedua pahaku pada pangkal pahanya sehingga kini selangkanganku
menjadi terbuka lebar. Dia menarik bokongku ke arahnya sehingga kontolnya
langsung menempel di atas memekku yang masih basah. Dia mengusap-usapkan kepala
kontolnya pada kedua belah bibir memekku dan lalu beberapa saat kemudian dengan
nakal kontolnya ditepuk-tepukkan dengan gemas ke memekku. Aku menggeliat manja
dan tertawa kecil, “Pak… iiih.. gelii.. aah”.

Sedikit disibakkannya bibir memekku dengan jemari kirinya,
lalu diarahkannya kepala kontolnya yang besar ke liang memekku yang sempit. Dia
mulai menekan, dia tekan lagi… akhirnya perlahan-lahan mili demi mili liang
memekku itu membesar dan mulai menerima kehadiran kepala kontolnya. Aku
menggigit bibir. Dia melepaskan jemari tangannya dari bibir memekku dan plekk…
bibir memekku langsung menjepit nikmat kepala kontolnya. Aku hanya memejamkan
mata rapat-rapat dan kedua tanganku kembali memegangi kain sprei. Dia agak
membungkukkan badannya ke depan agar pantatnya bisa lebih leluasa untuk menekan
ke bawah. Dia memajukan pinggulnya dan akhirnya kepala kontolnya mulai
tenggelam di dalam liang memekku. Dia kembali menekan, mili demi mili kontolnya
secara pasti terus melesak ke dalam liang memekku. Dia terus menekan kontolnya,
ngotot terus memaksa memasuki liang memekku yang sempit itu. Dia memegang
pinggulku, dan ditariknya kearahnya sehingga kontolnya masuk makin ke dalam.
dia menghentak keras ke bawah, dengan cepat kontolnya mendesak masuk liang
memekku. dia mengerang nikmat. Dihentakkan lagi pantatnya ke bawah dan akhirnya
kontolnya secara sempurna telah tenggelam sampai kandas terjepit di antara
bibir memekku. dia berteriak keras saking nikmatnya, matanya mendelik menahan
jepitan ketat memekku yang luar biasa. 
Direbahkannya badannya di atas tubuhku yang telanjang, aku memeluknya ,
toketku kembali menekan dadanya. Mekiku menjepit meremas kuat kontolnya yang
sudah amblas semuanya. Kami saling berpandangan, dia mengusap wajahku. “Pak…
bagaimana rasanya”. “Enaak Nez.. dan nikmaat… selangit pokoknya. Baru sekali
aku ngerasain memek abg sesempit kamu punya Nez.” “Abisnya kont0l bapak gede
banget si, Inez baru sekali ini kemasukan yang jumbo kaya gini”.

Dia mencium bibirku dengan bernafsu, dan akupun membalas dengan tak kalah bernafsu. Kami saling berpagutan lama sekali, lalu sambil tetap begitu dia mulai menggoyang pinggul naik turun. kontolnya mulai menggesek liang memekku dengan kasar, pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya.  Tapi dia tak peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya. Ketika ditarik keluar terasa daging memekku seolah mencengkeram kuat kontolnya, sehingga terasa ikut keluar. Aku melepaskan ciumannya dan mencubit pinggangnya. “Awww… aduuh paaak…ngilu”n. “Maaf Nez… aku mainnya kasar yaah? bisnya memek kamu nikmat banget si. aku nggak tahan lagi Nez…. aahhgghghh, pejuku mau keluar, desahnya sambil menyemprotkan peju yang banyak di liang memekku. Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.  Kami tidur dua jam lamanya lalu kami berdua mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Dia minta aku jongkok. Kontnya kukulum sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun. “Enak banget Nez. Terus diemut Nez”, erangnya. Kemudian giliran dia, aku disuruhnya berdiri sambil kaki satunya ditumpangkan di bibir bathtub agar siap mendapat serangan oralnya. Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada itilku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke memekku.  Koleksi  Dia tahu apa yang kumau, lalu dijulurkannya lidahnya lebih dalam ke memekku sambil mengorek-korek itilku dengan jari manisnya. Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan sampai aku nyampe, dengan derasnya lendirku keluar tanpa bisa dibendung. Dia menjilati dan menelan semua lendirku itu tanpa merasa jijik. “PAk, nikmat banget deh, Inez sampe lemes”, kataku. “Ya udah kamu istirahat aja, aku mau cari makanan dulu ya”, katanya sambil berpakaian dan meninggalkan ku sendiri di rumah itu. Aku berbaring di ranjang, ngantuk sampe ketiduran lagi.  DIa membangunkanku dan mengajakku makan nasi padang yang sudah dibelinya. “Nez, malem ini kita tidur disini aja ya, gak papa kan”. “Gak papa pak, Inez ngekos kok”. “aku masih pengen ngerasain peretnya memekmu lagi. Kamu mau kan kita ngentot lagi”, katanya sambil membelai pipiku. Sehabis makan langsung Aku dibawanya lagi keranjang, dan direbahkan. Kami langsung berpagutan lagi, aku sangat bernapsu meladeni ciumannya. Dia mencium bibirku, kemudian lidahnya menjalar menuju ke toketku dan dikulumnya pentilku. Terus menuju keperut dan dia menjilati pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan itu yang terasa nikmat. “Pak enak sekali..” nafasku terengah2.

Baca Juga Cerita Bokep Mesum : MURID LES BAHASA INGGRIS dan PERAWAN TEMAN KAMPUS

Lumatannya terus dilanjutkannya pada itilku. Itilku
dijilatinya, dikulum2, sehingga aku semakin terangsang hebat. Pantatku kuangkat
supaya lebih dekat lagi kemulutnya. Diapun merespons hal itu dengan memainkan
lidahnya ke dalam memekku yang sudah dibukanya sedikit dengan jari. Ketika
responsku sudah hampir mencapai puncak, dia menghentikannya.  Dia ganti dengan posisi 69. Dia telentang dan
minta aku telungkup diatas tubuhnya tapi kepalaku ke arah kontolnya. Dia minta
aku untuk kembali menjilati kepala kontolnya lalu mengulum kontolnya keluar
masuk mulutku dari atas. dia menjilati memek dan itilku lagi dari bawah. Selang
beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif unt menancapkan
kontolnya di memekku.  Aku
ditelentangkannya, pahaku dikangkangkannya, pantatku diganjal dengan bantal.
“biar masuknya dalem banget Nez, nanti kamu juga ngerasa enaknya”. Kontnya
digesek2kan di memekku yang sudah banyak lendirnya lagi karena itilku dijilati
barusan. “Ayo pak cepat, Inez sudah tidak tahan lagi” pintaku dengan bernafsu.
“Wah kamu sudah napsu ya Nez, aku suka kalo kita ngentot setelah kamu napsu
banget”.  Dengan pelan tapi pasti dia
masukan kontolnya ke memekku. “Pelan2 ya pak”, lenguhku sambil merasakan
kontolnya yang besar menerobos memekku. Dia terus menekan2 kontolnya dengan
pelan sehingga akhirnya masuk semua. 
Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam,
terasa kontolnya nancep dalem sekali. “Pak enjot yang cepat, Mas, Ines udah mau
nyampe ach.. Uch.. Enak pak, lebih enak katimbang dijilat tadi”, lenguhku.

“Aku juga mau keluar Nez”, jawabnya. Dengan hitungan detik
kami berdua nyampe bersama sambil merapatkan pelukan, terasa memekku berkedutan
meremes2 kontolnya. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan
tenaga.  Sudah satu jam kami
beristirahat, lalu dia minta aku mengemut kontolnya lagi. “Aku belum puas yang,
mau lagi, boleh kan?” yanyanya. “Boleh pak, Inez juga pengen ngerasain lagi
nyampe seperti tadi”, jawabku sambil mulai menjilati kepala kontolnya yang
langsung ngaceng dengan kerasnya. Kemudian kepalaku mulai mengangguk2 mengeluar
masukkan kontolnya dimulutku. Dia mengerang kenikmatan, “Enak banget Nez
emutanmu. Tadi memekmu juga ngempot kontolku ketika kamu nyampe. Nikmat banget
deh malam ini, boleh diulang ya kapan2?”. Aku diam tidak menjawab karena ada
kontolnya dalam mulutku.  “Nez, aku udah
mau ngecret nih, aku masukkin lagi ya ke memek kamu”, katanya sambil minta aku
nungging. dengan pelan dimasukkannya kontolnya ke memekku, ditekan2nya sampe
amblas semua, terasa kontolnya masuk dalem sekali, seperti tadi ketika pantatku
diganjel bantal. Kontnya mulai dikeluar masukkan dengan irama lembut. Tanpa
sadar aku mengikuti iramanya dengan menggoyangkan pantatku.  Tangan kirinya menjalar ke toketku dan
diremas-remas kecil, sambil mulai memompa dengan semakin cepat. Aku mulai
merasakan nikmatnya dientot, “Pak, terus yang cepet ngenjotnya pak, rasanya
Inez udah mau nyampe lagi”, erangku. Dia tidak menjawab, enjotan kontolnya
makin lama makin cepet dan keras, nikmat banget deh rasanya. Akhirnya dengan
satu enjotan yang keras dia melenguh, “Nez aku ngecret, aah”, erangnya. “PAk,
Inez nyampe juga pak, ssh”, bersamaan dengan ngecretnya pejunya aku juga
nyampe. Kembali aku terkapar kelelahan. 
Ketika aku terbangun, hari udah terang. Aku nggeletak telanjang bulat di
ranjang dengan Satu kaki terbujur lurus dan yang sebelah lagi menekuk setengah
terbuka mengangkang. Dia yang sudah bangun lebih dulu, menaiki ranjang dan
menjatuhkan dadanya diantara kedua belah paha ku. Lalu dengan gemas, diciumnya
pusarku. ”Paak, geli!” aku menggeliat manja. Dia tersenyum sambil terus saja
menciumi pusarku berulang2 hingga aku menggelinjang beberapa kali. Dengan
menggunakan ke2 siku dan lututnya ia merangkak sehingga wajahnya terbenam
diantara ke2 toketku. Lidahnya sedikut menjulur ketika dia mengecup pentilku
sebelah kiri, kemudian pindah ke pentil kanan. Diulangnya beberapa kali,
kemudian dia berhenti melakukan jilatannya.  
Tangan kirinya bergerak keatas sambil meremes dengan lembut toketku.

Remasannya membuat pentilku makin mengeras, dengan cepat
dikecupnya pentilku dan dikulum2nyasambil mengusap punggungku dengan tangan
kanannya. “Kamu cantik sekali,” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
Aku hanya tersenyum, aku senang mendengar pujiannya. Kurangkul lehernya,
kemudian kucium bibirnya. Lidahnya yang nyelip masuk mulutku kuhisap2. Aku
segera meraba kontolnya lagi, kugenggam dan kugesek2kan ke memekku yang mulai
berlendir. Lendir memekku melumuri kepala kontolnya, kontolnya menjadi makin
keras.  Urat2 berwarna hijau di kulit
batang kontolnya makin membengkak. Dia menekan pinggulnya sehingga kepala kontolnya
nyelip di bibir memekku. Terasa bibir memekku menjepit kontolnya yang besar
itu. Dia menciumi leherku, dadanya direndahkan sehingga menekan toketku.
“Oh…pak”, lenguhku ketika ia menciumi telingaku. “Kakimu dibelitkan di
pinggangku Nez”, pintanya sambil terus mencium bibirku. Tangan kirinya terus
meremas toketku sedang tangan satunya mengelus pahaku yang sudah kulingkarkan
di pinggangnya. Lalu dia mendorong kontolnya lebih dalam. Sesak rasanya
memekku.  Pelan2 dia menarik sedikit
kontolnya, kemudian didorongnya. Hal ini dia lakukan beberapa kali sehingga
lendir memekku makin banyak keluarnya, mengolesi kepala kontolnya. Sambil
menghembuskan napas, dia menekan lagi kontolnya masuk lebih dalam. Dia kembali
menarik kontolnya hingga tinggal kepalanya yang terselip di bibir luar memekku,
lalu didorongnya kembali pelan2. “Nez, nanti dorong pinggul kamu keatas ya”,
katanya sambil menarik kembali kontolnya. Dia mencium bibirku dengan lahap dan
mendorong kontolnya masuk kontolnya. 
Pentilku diremesnya dengan jempol dan telunjuknya. Aku tersentak karena
enjotan kontolnya dan secara reflex aku mendorong pinggulku ke atas sehingga
kontolnya nancap lebih dalam. Aku menghisap lidahnya yang dijulurkan masuk ke
mulutku. Sementara itu dia terus menekan kontolnya masuk lebih dalam lagi. Dia
menahan gerakan pinggulnya, rambutku dibelai2nya dan terus mengecup bibirku.

Kontnya kembali ditariknya keluar lagi dan dibenamkan lagi pelan2, begitu dilakukannya beberapa kali sehingga seluruh kontolnya sudah nancap di memekku. Aku merangkul lehernya dan kakiku makin erat membelit pinggangnya.”Akh pak”, lenguhku ketika terasa kontolnya sudah masuk semua, terasa memekku berdenyut meremes2 kontolnya. “Nikmat banget pak”, kataku sambil mencakari punggungnya, terasa biji pelernya memukul2 pantatku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. Entah bagaimana dia mengenjotkan kontolnya, itilku tergesek kontolnya ketika dia mengenjotkan kontolnya masuk. Aku menjadi terengah2 karena nikmatnya.  Dia juga mendesah setiap kali mendorong kontolnya masuk semua, “Nez, memekmu peret sekali, terasa lagi empotannya, enak banget ngentot dengan kamu”.Tangannya menyusup ke punggungku sambil tersu mengenjotkan kontolnya. Terasa bibir memekku ikut terbenam setiap kali kontolnya dienjot masuk. “Pak”, erangku. Terdengar bunyi “plak” setiap kali dia menghunjamkan kontolnya. Bunyi itu berasal dari beradunya pangkal pahanya dengan pangkal pahaku karena aku mengangkat pinggulku setiap dia mengenjot kontolnya masuk. “Nez, aku udah mau ngecret”, erangnya lagi.   Dia menghunjamkan kontolnya dalam2 di memekku dan terasalah pejunya nyembur2 di dalam memekku. Bersamaan dengan itu, “Pak, Inez nyampe juga pak”, aku mengejang karena ikutan nyampe. Nikmat banget ngentot bersama dia.  Demikianlah cerita bokep seks NIKMATNYA DIENTOTIN OLEH GURUKU oleh cerita sex hot

Sumber Bacaan Lainya

https://rhinoobject.com/
snexian.co.id
Tempat Nongkrong dan Hiburan

KADO SPESIAL DARI VANIA dan TERBUAI DENGAN BUAH DADA PEGAWAI SALON
MURID LES BAHASA INGGRIS dan PERAWAN TEMAN KAMPUS

Your email address will not be published. Required fields are marked *