Cerita Dewasa

MAJIKAN DAN PEMBANTUNYA dan PERKOSAAN BUAH DARI KEANGKUHAN

0
Please log in or register to do it.

Cerita Sex Panas – cerita mesum ini adalah cerita bokep yang Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika saya berumur 22 th, kita mulai saja ya cerita dewasa ini..  Saat itu saya masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Surabaya. Saya berkenalan via internet dengan seorang janda keturunan china berumur 40th bernama bernama Jeany, dia mempunyai 2 orang anak berumur 5 dan 9 th. Mulanya saya hanya tertarik karena orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan ‘gaul’ lah. Hampir setiap malam dia telepon ke rumah saya. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

Suatu saat Jeany akan ada tugas dari kantornya ke Surabaya
dia menelepon minta dijemput di Airport katanya, wah asyik nih aku bisa ketemu
sekalian bisa ngobrol dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon saya lagi dia
bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam. Hmm sesampainya di
airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang
pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih
sekitar umur 30 th menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa,

“Hmm selamat siang bu, ma’af ibu yang bernama Jeany?” dengan
senyum yang manis dia langsung merespons,

“Apakabar Iwan”.

Saya langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih
cantik dengan badan langsing tapi gemuk pada bagian yang penting tentunya.
Tiba-tiba jeany langsung mencium pipiku..

“Mmmuuaachh jangan pake ibu segala ya.. Panggil Jeany aja!”.

Wah-wah saya langsung rada horny.. He.. he..he..

Seharian saya antar dia keliling ke kantor klien-kliennya,
setelah jam kerja usai, kita makan malam dan saya antar lagi dia ke airport. Di
perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan. Saya tanya,

“Kenapa kok berhenti?” tanpa banyak bicara dia langsung
mencium bibir saya dan membuka retsleting celana saya, penis saya langsung
menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam,

“Hmm mantap juga batang kamu ini”

Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm
panjangnya, tapi menurut Jeany, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He..
he.. he.. he..

Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang
kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexinya, tak ketinggalan
lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku tak mau tinggal diam tanganku
berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah deh kali
ini biar Jeany yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan
bibirnya, tak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku
serasa makin besar akhirnya “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut
Jeany, Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan nggak
mau ada spermaku yang lolos dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut saat
jeany menyedotnya.

“Ahhmm enak banget batang kamu, thank’s ya,” kata Jeany,
sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, sementara aku
hanya bisa diam dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,” Ayo jalan, ntar
ketinggalan pesawat nih.” Tiba-tiba Jeany protes melihat aku hanya terdiam dan
membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jeany
berkata,” Kamu masih utang lho sama aku” hmm aku hanya bisa senyum sambil kali
in aku yang mencium bibir sexy-nya. Jeany memelukku erat, kami seperti pasangan
kekasih aja.

Sebulan telah berlalu, kami tetap berhubungan via telepon,
hubngan kami semakin akrab, lalu saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk
bertemu Jeany. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya
bertugas mengajak anaknya jalan-jalan. Saat tiba di Jakarta saya menginap di
sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Lalu kami bertemu dan
jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm sudah seperti keluarga aja nih” pikirku
dan Jeany terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya. Sepulang dari
jalan-jalan, tiba-tiba anak Jeany yang berumur 7th meminta saya untuk menginap
di rumahnya, agar kita bisa main playstation berdua. Asyik juga nih pikirku, karena
memang aku juga keranjingan main game.

Saya dan Dodi (anak sulung Jeany) sudah 2 jam main
playstation. Saat itu sudah jam 23.00, Dodi sudah mau tidur sementara Jeany
masih sibuk membereskan kamar yang akan saya tempati. Kelar main PS dengan
Dodi, saya langsung mandi karena sejak tadi saya belum mandi. Selesai mandi
saya lihat Jeany sudah selesai beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil
nonton TV. Cantik sekali Jeany saat itu, dengen baju tidur warna ungu, wah..
yang bikin saya deg-degan dadanya yang berukuran 34b menyembul dibalik gaunnya,
dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.

“Kamu masih hutang ama aku lho Wan”, jeany berkata begitu
dengen senyum manisnya.

Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku lunasin kok”
wah kebeneran nih ngerasain vagina janda.. Hehehehe biarpun sudah umur 40-an
tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang. “Kita sambil nonton
bokep yuk Wan,” kata Jeany.

Sewaktu Jeany memasang vCD rada sedikit nungging, Hmm..
pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak
tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang
sampai turun ke selangkangan.

“Ahh sayangg.. Sabar donk.. Aku sudah lama nggak diginiin” Jeany mendesah sambil kakinya gemetaran.

Baca Juga Cerita Seks Panas : MISTERI BENDA NIKMAT DI ANTARA DUA PAHA dan TERBAIK NAFSU TANTE CANTIK

Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibrnya, Jeany
merespons ciumanku dengan ganasnya, “Jago juga nih ciumannya”, pikirku.

Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang
sejak tadi membusung karena menahan nafas, “Oughh ahh.. Terusin sayang,”
desahnya.

Tangan jeany mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah
menegang dengan helm yang memerah, “Eitt ini giliranku bayar hutang,” tanganku
menepis tangan jeany dengan lembut, dia hanya tersenyum.

Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting jeany yang
berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya
memeluk erat pinggulku, “Suck my pussy baby”

Jeany mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi
cairannya membasahi dadaku. Hmm asyik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku
mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas vaginanya aku merasakan
cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jeany.
Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya sperti
menghisap bibirku.

“Ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku.

“Oughh sayangghh enak,” gumamnya.

Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat,
pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak
histeris.

“Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Iwann eghh.,” badan Jeany
mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir
semua wajahku basah karena cairan vaginanya.

Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman pertamaku menjilat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan sex-ku mencapai klimaks karena jilatanku).

MAJIKAN DAN PEMBANTUNYA dan PERKOSAAN BUAH DARI KEANGKUHAN

Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya,
rasanya enak banget!! Sementara nafas Jeany masih tersengal-sengal aku angkat
kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi
sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat jeany sambil aku teruskan
jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang. Tangan Jeany makin menekan
kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala jeany
menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik
lagi menjilat bagian lobang vaginanya yang masih berdenyut.

“Sayangghh terusinn aku hampir sampai lagi nihh,”gumamnya
sambil menggerak-gerakan pantatnya.

Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur
lodeh.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai
mengejang-ngejang.. “Oughh enakk sayangku..”

Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku. Jeany
mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan
saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak
semudah itu, lobang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala
penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi
beberapa kali akhirnya.

BLESS..

“Eghh.. Enak banget Wan,” gumamnya Jeany langsung menciumi
bibirku dengan penuh nafsu.

Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil
menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Jeany,
pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti vagina Jeany makin
terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

“Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram
pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah
berteriak Jeany mencapai klimaks yang ketiga kalinya,

“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU FUCK ME!!”

Aku makin mempercepat gerakanku.. Jeany makin menggila.

“FUCK.. FUCK.. FUCK ME.. Oughh ahh ahh,” Jeany benar meracau tak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur kedua anaknya.

Baca Juga Cerita Seks Panas : NGENTOT DENGAN PIJAT PLUS PLUS YANG SERBA GUNA dan DENGAN SI KAKAK YG CANTIK

Setalah Jeany menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin
bibrnyai dia dan dia tersenyum, “Thank’s ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar
sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang
sandaran sofa.

“Fuck me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih
menegang ke arah lobang vaginanya yang sudah basah kuyup.

Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah tak tahan
ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jeany mendesah berat
dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti
kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya. Denyutan
vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jeany berkata,
“Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.

Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar
kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku
cabut penisku, dengan sigapnya jeany meraih batang penisku dan mengocok-ngocok
di dalam mulutnya.

“Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..”

Crott!! Crott.. Crott..

Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari
tepi bibir Jeany.

Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku”ahh
ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jeany
yang bernama Dini sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya
terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Aku
baru sadar jika permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang kira-kira masih
berumur 15 tahun. Namun badannya lumayan bongsor dan mulus, buah dadanya
terlihat membusung indah sekali. Namanya Dini.

Ternyata Dini sudah memperhatikan permainan kita sejak tadi.
Tanpa malu-malu lagi Jeany memanggilnya,

“Sini kamu!” sambil mukanya memerah Dini berjalan mendekat.

“Kamu ngapain?” tanya Jeany.

“Ya lihat Ibu sama Mas Iwan begituan,” jawabnya dengan lugu
sambil melirik ke arah penisku yang masih tegak.

Jeany berbisik, “Aku sudah cape nih, aku rela kok kamu main
sama Dini, tuh penis kamu masih tegak,” sambil menciumku Jeany membisikkan hal
yang benar-benar aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku.

Sambil menunjuk ke arah vCD bokep yang sedang beradegan anal,
Jeany berkata kepada Dini,

“Kamu mau ngentot seperti di TV itu ya Dini”

Dengan muka makin memerah Dini menjawab dengan perlahan dan
gemetaran,

“Eng.. Engga bu, ma’afkan Dini”.

Dengan nada sedikit membentak Jeany memerintah, “Pokoknya
kamu harus layani Mas Iwan sampai dia puas!! Siapa suruh ngelihat kita ngentot
sambil mainan vagina pula, isepin tuh penis Mas Iwan!”.

Sambil perlahan-lahan mendekat, tangan Dini yang masih
terlihat basah karena cairan vaginanya, meraih batang penisku, perlahan Dini mulai
mengocok-ngocok sambil mengulum penisku.. Hmm enak sekali bibr mungil Dini. Aku
elus pipinya dia memandang ke arahku, aku tanya si Dini, “Kamu sudah pernah
ngentot ya?”

Dengan senyum malu-malu Dini menjawab, “Sudah Mas, dulu
waktu Dini masih di kampung sama teman-teman”

“Hahh ama teman-teman?, rame-rame Donk?” aku bertanya
kembali.

Dini hanya mengangguk lalu melanjutkan kulumannya. Aku lihat
Jeany sudah terlelap kecapean.

Tanpa sadar aku meremas-remas payudara Dini sambil
memelintir putingnya. Dini mendesah menikmati sambil terus berusaha mengulum
penisku. Dengan lugu Dini berkata, “Mass ahh tolong donk dimulai, masukin
Mass”.

Aku langsung mengangangkan kedua paha Dini dan Bless
ternyata memang benar dia sudah tidak perawan lagi. Dini mendesah perlahan..
“Ouhh penis Mas besar sekali, baru kali ini saya ngentot sama orang dewasa.’

Dini terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil meremas
payudaranya sendiri. Wah.. cukup pengalaman juga nih anak pikirku.

Matanya terpejam sambil bibirnya mendesis seperti orang
kebanyakan cabe..

“Ssshh ahh enakk Mass eghh.”

Tiba-tiba dia berusaha berdiri sambil mendorong badanku, “Aku mau diatas mass ahh aku mau keluar”

Baca Juga Cerita Bokep Seks : GAIRAH MALAM YANG YANG MENGUNDANG BIRAHI SEKS

Aku oke-in aja deh aku telentang, Dini berjongkok sambil
menggoyangkan pantatnya, dia menciumi leherku aku remas remas kedua payudaranya
yang ranum denga puting kecoklatan. Genjotannya semakin keras aku mengimbangi
goyangan pantatnya, aku naik turunkan pinggulku juga. Dini mendesah tak karuan
sambil rebah di dadaku.

“Ahh mass ahh ahh oughh aku keluar Mass ahh aku mau lagi
Mass.. Ahh..,” bibirnya melumat bibirku penuh nafsu, dia berdiri dan menghadap
tembok.

“Ayo Mass, kita main lagi, aku ingin dientot sambil
berdiri,” dengan sedikit mengangkat pantatnya aku lesakkan batang penisku ke
dalam vaginanya.

Dini menoleh ke arahku dan dia cuman tersenyum sambil
berkata, “Boleh nggak yang seperti di TV Mas?”

Wah.. binal juga nih anak pikirku, dalam hati aku juga ingin
ngentot pantat nih, kebetulan. Pantat Dini memang bagus banget kenyal dan
bulat, aku makin nafsu melihatnya. Dini membimbing penisku masik ke lobang
anusnya, oughh sempit banget rasanya tapi enak. Langsung aja aku dorong penisku
keras keras,

“Arrghh oughh Mass enakk teruss mass”

Dini benar-benar sexy, bau badannya yang wangi rada asem
dikit membuatku semakin terangsang, aku jilatin punggung dan leher bagian
belakangnya sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan bokongnya
benar-benar mirip Inul penyanyi dangdut.. Hehehe. Sambil terus mendesah, Dini
meraih tanganku dan dibimbingnye masuk ke lubang vaginanya yang banjir sejak
tadi.

“Kocokin jarimu Mass di dalam vaginaku.. Ahh ahh oughh
enakk!!”

Tiba-tiba pantatnya mengejang dan berdenyut (baru kali ini
aku tahu kalau pantat dientot juga bisa klimaks)

“Ahh Mass keluarin di pantatku, Mass aoughh aku keluar Mass..
Oughh ahh ahh”

Dini meremas-remas payudaranya sendiri. Aku pompa pantatnya
kencang-kencang karena denyutan anusnya aku nggak tahan sementara tanganku
terus bergerak keluar masuk vaginanya.

Dini menengadah ke atas sambil terus meremas-remas
payudaranya dan.. “Ahh mass aku keluar lagi.. Ahh ahh..”

Mendengar desahannya aku makin bernafsu dan kepala penisku
semakin membesar mau bongkar muatan,

“Oughh Dini pantatmu enakk banget.. Ahh”

Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus Dini yang
masih berdenyut. Lutut Dini bergetar dan dia terkulai lemas di lantai, penisku
juga mulai melemas, kami berpelukan kecapean.

Benar-benar malam yang liar malam ini, waktu sudah
menunjukkan pukul 04.00 pagi.. Wah tidak terasa sudah hampir 5 jam aku bermain
sex dengan dua wanita liar ini.

Selama aku tinggal di rumah Jeany, tiap malam aku ngentot
dengannya dan paginya Dini selalu menyediakanku sarapan pagi dan dia tidak
pernah memakai celana dalam, aku sarapan sambil ngentot sama Dini. Hehehehe.
Enakk tenan.

PERKOSAAN BUAH DARI KEANGKUHAN

Sebagai seorang ibu muda, kehidupan Lisa amatlah sangat
monoton, tidak ada yang menonjol, Hari-harinya dilalui untuk merawat dan
mengasuh kedua anaknya yang lucu-lucu. Sedangkan suaminya adalah seorang
eksekutif di sebuah perusahaan yang bonafit di Jakarta. Lisa adalah seorang ibu
rumah tangga yang berumur 28 tahun, ia amat memperhatikan perawatan dan
kecantikan tubuhnya, sesuai anjuran dari ibunya sejak ia remaja.

Selain memiliki wajah yang cantik dan ditunjang dengan
bentuk tubuh yang ramping dan kulit yang putih, Lisa amat memperhatikan
penampilannya. Ia tidak ingin suaminya Rudi akan berpaling kepada wanita lain,
hanya dengan alasan klasik yaitu kecantikan dan penampilannya sebagai istri.

Di rumahnya yang terbilang megah, Lisa menghabiskan waktu
ikut senam dan kebugaran. Namun akhir-akhir ini, Rudi amat sibuk dengan
pekerjaan kantornya, sehingga membutuhkan perhatian dan kerja extra, hampir
tidak ada waktu luang bagi Rudi untuk bermesraan dan berlibur dengan
anak-anaknya. Dengan menanjaknya karir Rudi karena dia diangkatnya sebagai
manager baru di daerah baru di kawasan timur Indonesia, dengan sendirinya Rudi
mengajak pindah keluarganya ke daerah itu.

Di daerah baru itu Rudi menempati sebuah rumah dinas yang
amat megah dan luas. Di rumah dinasnya itu telah tersedia segala perabotan dan
kendaraan yang dibutuhkan oleh Rudi sekeluarga, juga telah ada seorang pembantu
dan tukang kebun yang merangkap satpam di rumah itu.

Seperti bisanya, Rudi terus larut dengan kesibukannya dengan
kunjungan ke daerah yang merupakan daerah kepulauan itu, dan perjalanannya
memakan waktu 1 sampai 2 minggu. Tidak heran jika Lisa sering tinggal di rumah
dan sangat khawatir akan keselamatan Rudi.

Kehidupan rumah tangga mereka yang telah berjalan kurang
lebih 8 tahun telah mereka lalui dengan penuh kemesraan dan keserasian,
sehingga membuat iri teman-teman Rudi. Rudi tidak melupakan kehidupan sex dan
rutin menjaga kemesraanya dengan Lisa.

Tetapi sayangnya, karena pengaruh kehidupan kota yang egois
sering membuat kedua pembantunya tersinggung. Bagaimanapun Lisa adalah seorang
wanita yang dibesarkan di dalam lingkungan keluarga berada dan segala
keinginannya selalu didapatkan, begitu juga dengan Rudi yang memiliki latar
belakang yang sama. Rudi sering menghardik Pak Martin tukang kebunnya. Pak
Martin adalah tukang kebun di rumah itu telah lama bekerja, tidak pernah ia
diremehkan oleh majikannya terdahulu, tidak seperti Rudi dan Lisa yang sering
memandang rendah kepadanya.

Kalau dilihat, usia Pak Martin seusia orangtua Rudi yang
telah berumur 68 tahun dan Pak Martin adalah juga penduduk asli di daerah itu.
Masa mudanya Pak Martin amat ditakuti oleh masyarakat sekitarnya, dulunya ia
adalah seorang penjahat dan gembong rampok yang memiliki ilmu yang tinggi dan
sudah beberapa kali keluar masuk penjara di daerah itu, tidak heran hampir
seluruh badannya dipenuhi tato.

Suatu hari Rudi dan Lisa pergi ke sebuah pusat perbelanjaan
dan pulangnya ia mendapati Pak Martin sedang tidur, sehingga pintu pagar rumah
itu tidak ada yang membuka. Setelah digedor beberapa kali, akhirnya Pak Martin
bangun.

Dengan kasar dan marah-marah, Lisa memaki-maki Pak Martin,
“Dasar tua bangka, malas, apa saja kerja kamu hah..?” sengit Lisa yang
disaksikan Rudi dari atas mobilnya.

“Maaf Nya, saya tertidur, sekali lagi maafkan saya Nya.”
kata martin memohon.

“Cih..” Lisa meludahi wajah martin lalu berlalu.

“Kamu tak perlu diberi maaf, kamu kerja saya gaji, masa
masih malas..?” sahut Lisa berlalu dari hadapan martin.

Pak Martin hanya menunduk dan merasakan amat pedih di
dadanya dihina dan direndahkan oleh kedua suami istri itu. Lalu timbullah
pikiran jahat di dalam hatinya, padahal ia telah lama berusaha untuk selalu
berbuat benar dan lurus. Bagaimanapun naluri jahat dalam dirinya kembali
muncul, ia akan membalas perlakuan Rudi dan Lisa itu yang telah kelewatan. Ia
tahu, Rudi sering ke luar kota untuk saat yang lama, sedang Lisa tinggal di
rumah itu dengan kedua anaknya. Ia ingin Lisa bertekuk lutut minta belas
kasihan kepadanya. Bagaimanapun usianya saat ini, ia masih mampu untuk
menaklukkan wanita, ditunjang dengan ilmu mistis yang dimilikinya.

Ia tahu, Lisa pun pada saat-saat tertentu pasti membutuhkan
kemesraan dari Rudi. Pak Martin amat berpengalaman dalam soal sex, ia tahu Lisa
termasuk dalam katagori wanita yang tidak dapat menahan nafsu, apalagi jika
sering ditinggal suaminya beberapa hari.

Pada hari itu Rudi berangkat ke daerah untuk meninjau proyek
yang ia tangani di sebuah pulau yang memakan waktu beberapa hari. Saat itulah
yang dinanti-nanti Pak Martin. Di kamarnya ia telah menyiapkan beberapa sesajen
untuk mengadakan ritual memantapkan ajian pemikat yang ia miliki. Saat itu Lisa
di kamarnya yang luas yang dilengkapi AC yang bersuhu dingin itu amat
kedinginan, gairah nafsunya menghentak-hentak, padahal sebelum berangkat Rudi
telah menyirami batin Lisa dengan beberapa ronde, namun aneh saat itu ia ingin
kembali mengulanginya.

Kemudian Lisa berjalan ke luar kamarnya, terlihat tubuh
mulusnya terbungkus baju tidur sutra yang halus, sehingga lekuk tubuhnya yang
indah itu terbentuk. Ia melihat ke sekeliling ruang rumahnya, semua sudah tidur
dan hanya ia yang masih bangun. Ingin rasanya ia bermasturbasi, namun ia sadar
tidak akan memuaskannya, Lisa berpikir keras untuk meredam nafsunya itu.

Semakin malam hari semakin dingin, dan begitu juga nafsunya
ingin disalurkan, namun kepada siapa? Sedang Rudi saat ini masih berada di luar
kota. Di kamarnya Pak Martin terus mengadakan ritual mistis, ia ingin agar Lisa
benar-benar datang minta belas kasian kepadanya.

Pak Martin sudah tidak dapat lagi menahan nafsu dendamnya
kepada Rudi dan Lisa, meskipun selama ini ia sering melihat Lisa yang cantik
dan menggairahkan itu dalam kamar dan rumahnya, namun PAk Martin selalu dapat
mengatasinya. Secara lahiriah ia akui Lisa amat menggoda gairahnya, namun
pikiran itu ia buang jauh-jauh, ia tidak ingin membuat masalah. Sebenarnya dari
dulu ia dapat saja memelet Lisa dan ia gauli sesukanya, namun karena tindakan
Rudi dan Lisa amat kelewatan, maka ia tidak dapat menahan lagi untuk melakukan itu
sekarang.

Kemudian Lisa menuruni anak tangga rumahnya dan berjalan ke
ruang tamunya. Di luar hari mulai hujan dan diiringi petir. Lalu ia berjalan ke
kamar pembantunya (Mbok Ijah), namun Mbok Ijah telah tidur. Kamar Pak Martin
terletak di samping garasi rumah itu. Lalu Lisa berjalan ke arah kamar Pak
Martin.

Tiba-tiba pintu kamar Pak Martin terbuka, saat itu Lisa
sempat mencium aroma menyan yang dibakar Pak Martin saat itu. Dalam kamarnya
Pak Martin memanggil Lisa dengan suara serak, Pak Martin saat itu telah tahu
bahwa Lisa akan mendatanginya. Lisa melihat ke dalam kamar itu, ia melihat di
kamar itu hanya diterangi lampu 5 watt, sehingga samar-samar ia melihat Pak
Martin duduk bersila di lantai kamar.

“Lisa.., masuk..! Duduklah Lisa..!” kata Pak Martin serak.

Lalu Lisa berjongkok dan duduk di atas karpet merah yang
telah disediakan Pak Martin. Sambil komat kamit, Pak Martin memerintahkan Lisa
untuk memandang matanya.

“Nah, pandanglah mata saya Lisa..!” kata martin lagi.

Inilah kesalahan fatal bagi Lisa, ia menatap mata Pak
Martin.

Lalu Pak Martin yang saat itu hanya mengenakan sarung,
berdiri dan berjalan ke arah pintu untuk menguncinya dari dalam. Lisa yang
telah terpaku oleh pengaruh Pak Martin hanya duduk diam, nafasnya nampak naik
turun karena gairah nafsunya amat menghentak-hentak kepalanya. Dari baju tidur
sutra tipis itu tampak kulit tubuh Lisa yang amat menggoda selain akibat dari
warna lampu 5 watt yang juga mempengaruhi kecantikan Lisa.

Pak Martin lalu berjalan ke arah belakang badan Lisa.
Tangannya langsung meraih jemari Lisa. Sambil memeluk dari belakang, ia
menciumi tengkuk yang berbulu halus itu dengan syahdu. Mata Lisa hanya merem
melek menikmati sentuhan Pak Martin yang nota bene adalah pembantunya itu.
Selama ia berada di daerah itu, ia belum sekali pun menginjakkan kakinya ke
kamar Pak Martin, namun karena pengaruh pelet dari Pak Martin membuat ia
mendatangi kamar itu.

Masih dari belakang tubuh Lisa, Pak Martin lalu meraih kedua
payudara Lisa yang terbungkus baju tidur itu. Tangan Pak Martin meremas dan
memilin bukit ranum itu. Lalu mulutnya ia gesekkan ke depan dan dikulumnya
bibir Lisa yang merah jambu itu. Di bibir itu Pak Martin mencari-cari lidah
Lisa, dengan napasnya ia menghirup lidah Lisa hingga Lisa merasa sesak napas.
Tangan Pak Martin tidak mau kalah, dari dada Lisa tangan itu terus turun ke
paha dan terus bergeser ke arah pangkal paha Lisa. Baju tidur itu ia singkapkan
sehingga paha mulus itu jelas, dan Lisa masih memakai celana dalam putih tipis.
Jari PAk Martin lalu bermain di dalam rongga kemaluan Lisa dan mengorek isi
vaginanya.

Masih di atas karpet merah itu, terlihat sangat kontras
sekali tubuh putih mulus Lisa yang mengenakan baju sutra tipis itu duduk
bersila. Lalu martin membuka kedua tali yang menahan baju itu dari bahu Lisa,
sehingga baju itu terlepas ke bawah dan terpampang bahu putih serta payudara
yang masih tertutuo BH 34C milik Lisa. Baju itu ia turunkan terus dan lalu tali
BH itu ia buka pengaitnya dari belakang, sehingga kedua bukit salju Lisa
terlihat jelas.

Dengan mulutnya, kedua puting berwarna merah jambu pada
bukit indah itu dijilat inci demi inci oleh Pak Martin dengan rakus. Sesekali
ia gigit dengan lembut, sehingga menambah kenikmatan dan sensasi tersendiri
bagi Lisa. Dari mulut Lisa hanya terdengar dengusan kenikmatan ingin permainan
itu diteruskan cepat-cepat oleh Pak Martin. Pak Martin yang telah berpengalaman
itu pun tahu titik kelemahan Lisa, ia terus memancing setiap inci dari tubuh
Lisa dengan lidahnya.

Lalu Pak Martin membuka celana dalam Lisa, dan terlihat
liang kenikmatan Lisa yang masih rapat itu. Meskipun Lisa telah melahirkan,
namun liang vaginanya masih rapat, itu karena saat melahirkan ia melakukan
bedah caesar, sehingga tidak mempengaruhi bentuk vaginanya. Ia juga rajin olah
kebugaran hingga perutnya tetap rata.

Lalu Pak Martin menggeser mulutnya ke bawah pusar Lisa dan
berhenti di lubang yang ditutup oleh bulu halus terawat itu. Lubang vagina Lisa
diobok-obok dengan lidahnya sehingga mengeluarkan bau yang khas yang memancing
gairah Pak Martin.

Kemudian Pak Martin mengambil posisi membelakangi Lisa dan
ia mengarahkan penisnya yang panjang seperti pisang Flores itu ke mulut Lisa.
Di bibir Lisa penis itu masuk, Lisa menerima kepala penis itu dan mengulumnya
hingga tuntas dan terus dikocok hingga kepala penis yang telah lama tidak
dipakai itu menghitam dan memuntahkan larvanya karena dikocok oleh mulut Lisa
selama 15 menit. Sempat Lisa menelan sperma Pak Martin dan ia terus menjilati
kepala baja hitam itu. Pak Martin pun terus memanjakan lubang vagina Lisa
berulang-ulang, ia tidak perduli Lisa telah beberapa kali orgasme dengan adanya
lonjakan-lonjakan panjang pada tubuh Lisa.

Tidak lama Pak Martin merubah posisinya, ia saat itu
berhadap-hadapan dengan Lisa yang masih terbaring di atas karpet tebal kamar
itu. Dengan tangannya Pak Martin memasuki lubang Lisa, ia mengorek terus
kemaluan Lisa. Lisa hanya meregang menahan geli dan nafsu, sedang tubuh putih
mulus itu telah basah bersimbah keringat karena permainan permulaan itu.

Ketika Pak Martin mersa yakin kalau Lisa telah terbangkitkan
nafsunya, lalu ia membuka kedua kaki Lisa dan meletakkan bantal. Ia tidak ingin
penetrasi yang diinginkannya itu gagal, ia telah lama memimpikan saat ini.
Sesekali tangannya meraih payudara yang mulai tegak memerah itu. Kepala Lisa
hanya menggeleng-geleng dan menarik kepalanya menahan nikmat yang menjalari
lubang kewanitaanya. Lalu Pak Martin membuka kaki Lisa dan lubang itu jelas
terlihat, ia mengangkangkan kaki Lisa dan penis yang telah tegak menghitam itu
terarah ke lubang vagina Lisa.

Saat baru saja kepala baja itu masuk, ada rasa nyeri pada
diri Lisa.

“Aauu..! Nyilu Pak..!” kata Lisa.

“Diam dulu Lisa.., hanya sebentar..!” kata Pak MArtin.

Lalu martin mendorong seluruh batang kejantanannya masuk ke
dalam lubang kewanitaan Lisa. Ia menggenjot terus tanpa menghiraukan keluhan
dan rasa nyeri pada lubang Lisa, namun Lisa menuruti setiap gerakan Pak Martin
yang maju mundur dalam lubang vagina itu.

Keringat kembali membasahi tubuh kedua mahkluk berlainan
suku itu. Di antara kedua kaki Lisa tampak kaki Pak Martin terus bertumpu
menahan gerakan pinggulnya yang maju mundur. Kedua kaki Lisa terus menerjang ke
kiri dan kanan, ia merasakan kenikmatan yang amat dalam, sementara kedua tangan
Lisa mencari-cari pegangan. Lalu ia bertumpu pada bahu Pak Martin, ia sempat
mencengkram bahu Pak Martin karena merasakan nikmat yang tidak terhingga.

Gerakan penis Pak Martin terus mengaduk-aduk lubang
kewanitaan Lisa, maju mundur. Meskipun telah berusia senja, Pak Martin masih
memiliki kemampuan untuk berhubungan sex dengan wanita, tenaganya tidak kalah
dengan Rudi. Di dalam kepala Pak Martin saat itu adalah terus menggenjot Lisa
hingga Lisa beberapa kali orgasme. Ia amat sakit hati diperlakukan Lisa dan
Rudi, dengan cara itulah ia membalasnya.

Lisa terus digenjot Pak Martin, tulang berulangnya serasa
dilolosi Pak Martin. Permainan sex itu telah berlangsung 28 menit, namun Pak
Martin belum juga memuntahkan maninya, ia terus melakukan gerakan
berputar-putar pada saat penisnya masih dalam lubang Lisa. Lalu ia memegang
kedua tangan Lisa, dan mulutnya terus berada di atas puting susu Lisa. Pada
akhirnya, setelah 36 menit ia menggenjot, barulah mani Pak Martin tumpah di
dalam lubang vagina Lisa sebanyak-banyaknya, sedang penis besar itu masih terus
tertanam di dalam lubang kemaluan Lisa.

Lisa amat puas, belum pernah rasanya ia merasakan kepuasan
yang seperti itu selama ia berhubungan sex dengan Rudi. Namun belum apa-apa
dibanding Pak Martin, Pak Martin amat pandai mengatur tempo permainan, sedang
Rudi yang juga memiliki segudang cara dalam bersenggama tetap jauh tertinggal
dari Pak Martin ini.

Menjelang pagi Pak Martin terus mempermainkan nafsu dan
gairah Lisa sampai 3 kali. Saat itu cuaca pun amat berpihak pada Pak Martin,
selain hujan badai di luar rumah, pembantu dan anak Lisa tidak terbangun,
inilah yang amat menggembirakan Pak Martin. Setelah subuh barulah Lisa bangun
dari karpet itu dan kembali memakai celana dalam dan BH-nya, lalu ia pasangkan
baju tidurnya tadi. Terlihat keletihan yang mendalam pada wajah Lisa. Ia keluar
dari kamar Pak Martin dan naik ke kamarnya di lantai atas, lalu ia membersihkan
badan dan mandi, masih ada sisa-sisa sperma Pak Martin pada bibir dan pada
kedua pahanya.

Sejak saat itu hubungan Lisa dan Pak Martin semakin intim saat
Rudi tidak ada di rumah. Mereka berdua terus mengayuh biduk kemesraan di kamar
Pak Martin atau di ranjang Lisa dan Rudi. Pak Martin selalu melakukan ‘aji
penglimunan’, sehingga seluruh penghuni rumah itu tertidur kecuali Lisa dan
dirinya.

Pak Martin pun jika sedang berhasrat untuk melakukan hub sex
akan memanggil Lisa dengan caranya. Pernah saat Rudi sedang ada di rumah,
sedangkan gairahnya menghentak-hentak, maka dengan melafazkan mantranya Lisa
datang ke kamarnya, dan saat itu ia menuntaskan nafsunya ke tubuh Lisa.

Bagaimanapun saat itu Lisa ada dalam gengamannya dan ia pun
tidak menginginkan perkawinan Lisa dan Rudi hancur, maka Pak Martin
pandai-pandai mengatur saat-saat kebersamaannya dengan Lisa. Lisa pun menurut
kepada perintah Pak Martin. Pak Martin amat menjaga rahasia ini.

Sejak itu pun setiap atau apapun keinginan Pak Martin baik
tubuh atau segi keuangan selalu terpenuhi, ia tinggal meminta kepada Lisa. Pak
Martin saat itu memang sudah uzur, namun ia amat pandai mengatur siasat untuk
mendapatkan apa yang ia inginkan. Lisa pun terus melayani Rudi suaminya sebagai
mana biasa, tidak ada keganjilan yang ditangkap Rudi.

Pak Martin mengetahui Lisa tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh peletnya, Rudi pun secara tidak langsung telah masuk ke dalam genggamannya. Secara logika Pak Martin memanglah seorang pria yang dilahirkan dengan kemampuan sex yang luar biasa, saat jadi penjahat dulu tidak sedikit wanita baik-baik dan pelacur yang digaulinya. Hingga saat ini pun Lisa masih terus digauli Pak Martin sesukanya, tidak memandang tempat dan waktu, yang pasti adalah ketika Rudi tidak di rumah. Demikianlah cerita mesum dewasa MAJIKAN DAN PEMBANTUNYA dan PERKOSAAN BUAH DARI KEANGKUHAN oleh cerita sex hot

Sumber Bacaan Lainya

https://cryptosblogs.com/
https://walz.in/
https://connexist.id/

AKU SETUBUHI GURU BAHASA INGGRIS YANG MENGGAIRAHKAN dan KU SELINGKUHI ISTRI SAHABAT KU YANG BUTUH KEPUASAN SEX
MISTERI BENDA NIKMAT DI ANTARA DUA PAHA dan TERBAIK NAFSU TANTE CANTIK

Your email address will not be published. Required fields are marked *