Cerita Dewasa

Meki SPG diler motor Seksi dan nikmat membawa malu saat ketauan masturbasi di toilet

0
Please log in or register to do it.

Cerita panas terhot – Cerita bokep ini adalah cerita mesum hot pada kala itu.. Siang yang cukup terik saat itu mendadang gelap dengan sedikit gemuruh petir di langit, Seperti yang sudah diperkirakan, Selang beberapa lama hujan deras pun turun. Aku yang masih berkendara diatas motor menuju rumah pun bergegas mencari tempat berteduh. Hujan semakin lebat, untungnya tidak jauh dari sana terdapat dealer motor kecil yang bisa digunakan untuk berteduh.  Segera aku parkirkan motorku di depan dealer dan menunggu hujan reda. Di dealer motor yang ukurannya tidak terlalu besar itu, ada 1 orang sales, wanita, masih muda dan cantik. Dia memberikan senyum manis saat aku tidak sengaja melihat-lihat ke dalam dealer. Tidak lama, wanita tersebut keluar dengan membawa bangku kecil dari plastik berwarna merah lalu memberikannya kepadaku.  “Sini dong mas duduk dulu sambil nunggu hujanya reda. Daripada pegal berdiri terus…” Ujarnya sambil memberikan bangku.  “Eh, gak usah mbak, Tidak apa apa kok. Duh, jadi ngerepotin…” Balas ku tak enak hati. Dia hanya tersenyum,  “Gapapa mas, itung-itung saya ada temennya. Dari pagi sendiri terus soalnya.” Dari percakapan singkat tersebut, aku pun memberanikan diri untuk berkenalan. Gadis muda cantik yang sendiri dari pagi di dealer motor kecil itu bernama Niken. Sudah satu jam kami ngobrol hingga hujan pun berhenti. Sebelum pulang, aku meminta kartu namanya. Sesampainya di rumah, aku pun melanjutkan obrolan dengan Niken melalui pesan singkat BBM. Meski baru bertemu dan belum lama kenal, tapi aku sudah nyambung untuk ngobrol banyak dengan Niken.

Ditambah responnya yang baik untuk setiap pertanyaanku
membuatku betah berlama-lama mengobrol dengan Niken.  Kedekatanku dengan Niken yang hanya sebatas
BBM-an pun semakin baik. Aku pun memberanikan untuk mengajaknya bertemu sekedar
makan malam atau ngobrol-ngobrol lagi seperti pertama aku bertemu dengannya di
dealer motor tersebut. Niken pun menyetujui permintaanku dengan syarat harus
mau menunggunya pulang kerja yaitu sekitar pukul 7 malam. Aku menyanggupi
permintaannya dan berjanji akan menjemputnya di tempat kerjanya begitu ia
selesai kerja. Hari yang sudah dijanjikan pun tiba, aku yang baru saja selesai
bersiap-siap dikosan sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Niken.  Segera ku naikan motor bebekku dan meluncur
menuju tempat Niken bekerja. Begitu sampai disana, kulihat Niken sedang duduk
manis ditempat aku numpang berteduh waktu itu, ditemani salah satu temannya
yang juga sedang menunggu dijemput. Melihatku yang sudah tiba, Niken langsung
beranjak sambil berpamitan dan menghampiriku. “Halooo, kirain gak jadi jalannya
hehehe…”  “Jadi dong, tadi lama karena
isi bensin dulu heheh, maaf ya jadi menunggu lama…” Ucapku. “Ah enggak kok, aku
juga baru selesai kerjanya.” Ujar Niken sambil naik ke motorku. Kami berdua pun
langsung meluncur ke salah satu Mall yang ada dikota kami untuk mencari tempat
makan. Jaraknya tidak terlalu jauh dari kantor Niken tersebut. Sesampainya
disana kami langsung menuju restoran yang sudah kami tentukan dan memesan
makanan. Obrolan dengan Niken tetap menyenangkan seperti pertama kali kita
bertemu. Aku tidak bosan-bosannya mendengarkan cerita Niken tentang teman, atau
pekerjaannya. Aku sendiri tidak banyak berbicara karena aku memang tipe orang
yang pendiam.  Tidak terasa waktu sudah
menunjukan pukul 9 malam. Niken pun mengajakku pulang karena hari sudah malam.
Aku mengiyakan dan segera menuju ke tempat parkir. Aku juga mengantarkan Niken
pulang ke rumahnya yang sebetulnya tidak terlalu jauh dari letak kosanku.

Rumah Niken yang kecil dan asri terlihat sepi, sesampainya
di depan pagar rumah, Niken memintaku untuk singgah sebentar sekedar
menghilangkan letih karena sudah mau mengantarkannya pulang. Aku menyetujuinya
dan masuk ke dalam rumahnya.  “Silakan
duduk, Mas. Anggap saja rumah sendiri ya…” Ujar Niken sambil memersilakan aku
duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahnya. “Sebentar aku ganti baju dulu
ya, Mas…” Aku memerhatikan Niken dari belakang. Pantatnya yang cukup besar
tercetak dengan jelas dibalik celana kerjanya yang berwarna hitam. Belum lagi
kemeja putih lengan pendek cukup ketat yang digunakannya membuat tubuhnya
tampak semakin seksi dan akupun mulai berpikiran kotor untuk bisa menikmati
tubuh Niken. Entah setan apa yang merasuki diriku, aku pun mengikuti Niken yang
sedang berganti baju di kamar.  Pintu
kamarnya tidak tertutup dengan rapat sehingga aku bisa membukanya tanpa
bersuara. Kulihat Niken sedang mencari pakaian di lemari dengan posisi
memunggungiku. Aku pun mendekatinya dan memeluk Niken dari belakang. Niken pun
kaget dan sempat berteriak, namun teriakannya tidak lama karena ia melihat aku
lah yang memeluknya dari belakang. Dengan cepat aku remas payudara Niken yang
cukup besar dengan posisi memeluk dari belakang, sambil mulutku mengincar leher
Niken yang cukup jenjang.  “Uhhhh, Masss!
Jangan massssss, jangannnn….” Desah Niken menerima perlakuanku. Anehnya tidak
ada banyak perlawanan dari Niken, hanya rintihan dan desahan yang justru
membuat aku semakin bernafsu. Aku semakin berani dgn memasukan tanganku ke
dalam pakaian Niken. Ku angkat bra Niken agar remasan ku di payudaranya semakin
mudah. Niken merintih semakin jadi, rangsangan dariku sepertinya berpengaruh
banyak pada libido Niken yang terlihat dari nafasnya yang semakin berat.

“Uhhh, Masss…..” Aku yang sudah terangsang dari
tadi,mengangkat pakaian Niken dan membalikan posisinya agar menghadap ke
arahku.  Segera ku lumat bibir tipisnya
yang merah sambil menjulurkan lidahku masuk ke dalam mulutku. Dengan penuh
nafsu, Niken membalas ciumanku dan mengigit gigit lidahku sesekali. Nafasnya
terasa lebih berat diwajahku. Matanya terpejam menikmati ciuman dan remasan
tanganku di payudaranya. Masih dgn posisi berdiri, aku pun menarik tangan Niken
dan mengarahkannya ke celana ku. Batang kemaluanku sudah cukup keras dan aku
ingin Niken yang memuaskannya lebih jauh. Niken pun mengerti apa yang aku
mau.  Ia segera membuka celana ku dengan
bibirnya yang tak mau lepas dari bibirku. Celana ku terbuka, batang kemaluanku
yang sudah mengeras dari tadi pun keluar dari tempat persembunyiannya. Niken
mengusap-usap perlahan dengan tangannya. Aku merem melek karena keenakan. Kali
ini aku gantian membuka celana Niken. Ku masukan terlebih dahulu tanganku ke
dalam celananya. Ku rasakan sudah begitu basah lipatan vagina di balik celana
dalamnya. Aku memainkan vaginanya sedikit dengan jariku yang membuat Niken
tampak kegelian, menggelinjang namun menyukai apa yang aku lakukan. Film
Semi  “Masssss, di kasur dong Masss,
jangan disinii…” Pinta Niken lirih. Aku pun mengangguk sambil menarik Niken ke
ranjangnya yang tidak terlalu besar namun cukup untuk pergumulan kami berdua.
Aku yang berbaring terlebih dahulu pun memberikan isyarat kepada Niken untuk
menghisap batang kemaluanku. Niken hanya tersenyum sambil meraih batang
kemaluanku dan mengocoknya pelan. Dengan perlahan, Niken memasukan batang
kemaluanku ke dalam mulutnya dan menghisapnya dengan kencang. Hal ini tentu
membuatku merasa geli, namun nikmat yang tidak bisa dibandingkan dengan
apapun.  “Hhhhh, enak sayang, terus kayak
gitu, hhhhh…” Erangku pelan.  Aku pun
menikmati hisapan Niken dibatang kemaluanku sambil meremas payudara Niken.
Sekitar 10 menit Niken sibuk menyantap kemaluanku dengan ganasnya. Kali ini
giliran ku untuk memuaskan Niken.

Aku arahkan ia agar berbaring di kasur. Aku pun memulai dengan menciumi ke dua payudaranya, putingnya yang sudah mengeras kini semakin keras dan merekah. Aku menurunkan ciumanku ke perutnya yang tampak rata. Secara perlahan, ciuman terus menurun sampai akhirnya tiba di vaginanya yang sudah basah, merah dan merekah itu. Aku jilat bibir vaginanya, ku mainkan klitorisnya dengan lidah. Niken pun menggelinjang keenakan.  “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh, masssssssssss enaaakkkkkk massssss….” begitu desahnya saat aku memasukan ke dua jariku ke dalam vagina Niken dengan lidah dan bibirku yang tidak ingin lepas dari aroma vaginanya yang sungguh membuat birahi semakin meninggi. Niken meremas dan menarik rambutku dengan gemas karena kenikmatan yang ia rasakan. Sekitar 5 menit aku memberikan pelayanan terbaikku di vagina Niken, ia menekan kepalaku agar semakin dalam di vaginanya dan berteriak keras.  “AAAARGGGGGGHHHH, AKU KELUAR ARGGHH MASSSSS!” Terasa beberapa semprotan cairan kenikmatan dari vagina Niken menyembur keluar dan langsung ku lahap sambil habis. Terlihat Niken sudah penuh keringat dengan mulut terbuka untuk mencari nafas dan berusaha menikmati momen terbaik yang baru saja ia rasakan. Aku yang masih dilanda birahi tinggi pun segera naik ke atas Niken dan bermaksud untuk menggenjot vagina Niken dengan batang kemaluanku yang semakin keras ini.  “Mas, ada kondom gak?” Tanya Niken lirih. Aku terdiam sambil mengingat-ingat kondom yang biasa aku bawa dan aku simpan di dompet.  Aku pun bangun dari ranjang dan meraih celana ku yang tergeletak di lantai. Ku cari dompetku yang ada di saku belakang. Untungnya dua buah kondom masih tersimpan dengan baik, aku cek tanggal kadaluarsanya yang masih lama itu.

Baca Juga Cerita Seks Dewasa : Mahasiswa mahasiswi Terbaru dan ibu muda di kereta api

Niken membubuhkan senyum manisnya begitu aku memegang
kondom. Segera ku buka kondom dengan bungkus warna merah tersebut, ku keluarkan
dan ku pasangkan dengan cepat ke penisku. Birahi yang sudah makin tak
tertahankan dengan segera membuat penisku sudah berada didepan vagina Niken. Ku
gesekkan perlahan penisku yang berbalut kondom tipis tersebut sehingga Niken
menggelinjang menahan nikmat.  “Masssss,
masukin massss….” Desah Niken yang awalnya ku kira akan menolak persetubuhan
ini, namun sebaliknya, ia yang terlihat paling menikmatinya.  Perlahan aku masukan penisku ke dalam vagina
Niken. Begitu masuk setengah, aku keluarkan lagi. Kemudian ku masukan lagi
pelan-pelan, sengaja aku lakukan seperti itu agar vagina Niken semakin
terangsang dan ia bisa orgasme lebih cepat. Ku genjot perlahan vagina Niken.
Penisku keluar masuk dengan irama pelan. Niken tidak bersuara, hanya mulutnya
yang terbuka dengan mata terpejam. Sungguh pemandangan yang begitu sedap
dipandang berlama-lama. Sepuluh menit sudah ku genjot vagina Niken sambil
sesekali ku hisap dan ku remas payudaranya yang bergoyang seirama kocokan
penisku. Niken mendesah, erangannya menunjukan ia akan segera orgasme sebentar
lagi.  “Uhhh, Massssss… Terus masssssss…
Aaaahhh, masss, Nikmat masssss…..” Desah Niken sambil melilitkan kakinya di
pinggangku agar penis ku tertancap semakin dalam di vaginanya.  Ku percepat genjotanku di vagina Niken,
kedutan yang dibuat vagina Niken semakin terasa dan menambah kenikmatan,
ditambah kondom yang tipis ini memberikan sensasi yang sungguh luar biasa di
penisku ini.  “Aaaaah, masss, aku mau
keluar lagi, massss… Ahhhhh…” Aku pun semakin liar menggenjot Niken. Meski
begitu, aku belum merasakan ingin mencapai klimaks. Aku kali ini hanya ingin
mengejar Niken untuk orgasme lagi yang ke dua kalinya.  “MASSS… AKU KELUAR AAAHHHH MASSSSSS…” Niken
meraih punggungku dan mendekapku begitu kencang seiring dengan orgasmenya yang
meledak ledak di dalam vaginanya. 
Penisku terasa semakin terjepit oleh vagina Niken yang berkedut keras.
Sungguh nikmat tiada tara. Begitu orgasmenya selesai, dekapan Niken pun
melemas. Kini aku bisa bangun dan melanjutkan pekerjaan ku untuk menggarap
vagina Niken. Apalagi penisku yang masih belum sampai ke puncaknya, membuatku
ingin segera menikmati vagina Niken yang sungguh luar biasa. 

Tanpa memedulikan Niken yang terbaring lemas. Aku kembali
mengocok penisku keluar masuk vagina Niken. Niken tampak tak kuasa menahan
birahiku yang sudah tinggi. Ia hanya mengerang begitu vaginanya mendapat
serangan yang sama dari penis yang haus kenikmatan ini. “Hhhhh, massss…
uhhhhh….” hanya itu yang keluar dari mulut Niken saat penisku kembali tertancap
di vaginanya.  Niken yang tadi lemas, terlihat
kembali bersemangan dan bernafsu mendapati penisku memenuhi vaginanya. Ku
genjot vagina Niken, kali ini dengan cepat dan aku berfokus pada nikmat yang
aku rasakan agar aku bisa segera orgasme. Dan benar saja, tidak sampai lima
menit aku keluar masukan penis ku dari vagina Niken, aku merasakan ada dorongan
yang luar biasa dari dalam penisku. 
“Hhhh, aku mau keluar sebentar lagi, sayangggg…” bisikku pada Niken,
masih sambil mengenjotnya. Niken hanya menganggukan kepala. Aku semakin
percepat genjotanku sampai… “Aaaaargggg!!” dan crot crottt keluarlah semua
sperma yang sudah tertahan lama di kantung kemihku. Rupanya, begitu aku
orgasme, Niken mengalami orgasme juga untuk yang ketiga kalinya. “Aaargh,
nikmat sekali sayang! Penis kamu nikmat sekaliiiii!” Teriak Niken begitu ia
mencapai orgasmenya yang ketiga.  Setelah
itu, aku pun berbaring di samping Niken untuk merasakan sisa sisa kenikmatan
dari pergumulan barusan. Tubuh kami sudah sama- sama bercucuran keringat. Tidak
lama Niken tertidur pulas, mungkin karena kecapekan. Aku pun merapihkan pakaian
dan membersihkan diri lalu segera pulang ke kosan meski waktu sudah menunjukan
pukul 2 malam.  Meski pengalaman sex kami
berdua begitu nikmat, tapi setelah kejadian itu Niken tidak membalas pesan dan
telepon ku lagi. Bahkan waktu aku mendatangi kantornya, temannya berkata bahwa
Niken sudah pindah dan tidak lagi bekerja di tempat itu. Entah kemana Niken
pergi, terkadang aku merindukannya, merindukan berbicara dengannya, juga tidur
bersamanya.

nikmat membawa malu saat ketauan masturbasi di toilet

Aku meraba klitorisku dgn jari jariku, terasa nikmat sekali,
beberapa saat kututup mataqu, Cepat sekali kemaluanqu sudah licin, basah
sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aqu tekan
lebih keras, badanku rasanya tak sanggup menopang badanku, lututku bergetar
lemas tak kuat menopang badanku.  Oh ya,
keasikan neh, perkenalkan namaqu Diana, 26 tahun, masih single, aqu bekerja
sebagai seorang Guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil
menghayalkan lelaki pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tak dapat
kubendung, apalagi semenjak aqu jomblo hampir setahun ini.  Dan beginilah, belakangan ini jika sedang
horny aqu tak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi…  Sangkin nikmatnya masturbasi di kamar mandi
sekolah, aqu sampai tak menyadari kalau pintu kamar mandi walau kututup tapi
tak kukunci. Aqu semakin tak peduli, yg kutahu aqu harus memuaskan birahiku yg
sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, walau terkadang terlepas juga
desisan desisan kecil dari bibir tipisku. “sshh..emhhh”, desisan kecil sesekali
kelaur dari bibir tipisku.  Aqu
membaygkan bercinta dgn pak Lukman, guru olah raga baru disekolah tempatku
bekerja, pak Lukman sungguh tampan dan badannya yg sangat kekar, tadi siang aqu
memperhatikannya yg sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid
kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belom lagi ada tonjolan yg menggelembung di
antara pahanya. Terus terbayg-bayg, aqu jadi ga kaut lagi menahan birahiku
sampai akhirnya berujung di kamar mandi sekolah ini ketika jam pelajaran
berakhir dan sekolah sudah sepi.

Aqu membaygkan bercinta dgn pak Lukman di kamar mandi ini, dia memompa kemaluannya yg besar di kemaluanqu dari arah belakang, badannya mendorong badanku sehingga aqu terpaksa menahan badanku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging. Aqu mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yg lain membelai klitorisku dari depan.  ‘uuuh pak Lukman’, desisku pelan. aqu terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tak lama aqu merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, tetapi tiba-tiba, ‘braaak’, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka. ‘bu Diana’, kata orang yg berdiri di depan pintu kamar mandi dgn mata yg tak berkedip sedikitpun melihatku. Aqu tersentak kaget,  ‘pak Mukidi ehhhh…’, kataqu kaget ketika melihat pak Mukidi, cleaning service sekolah yg umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tak tau berbuat apa aqu jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, tetapi tanganku masih berada diantara selangkanganku, aqu begitu kaget sampai lupa menarik tanganku.  ‘pak Mukidii keluar’, kataqu dgn suara pelan. Wajahku pucat sangkin taqut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan menguncinya.  ‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yg tadinya tersingkap sampai ke pinggul. ‘Bu Diana’, kata Mukidi sambil mendekatiku dan mendekap badanku. Aqu bertambah kaget, tapi aqu tdak berani berteriak, aqu taqut ada orang yg mengetahui kalau aqu masturbasi di kamar mandi sekolah. 

Baca Juga Cerita Mesum Hot : Dua Pendaki Super Cantik dan Layanan Hot Pekerja Salon Plus Plus

‘jangaan pak’, kataqu berusaha melepaskan dekapannya,
kugeser badanku untuk melepaskan diri dari dekapannya, tetapi dia tetap
mendekapku sampai aqu menabrak dinding. ‘jangan paak’, kataqu taqut, dia tak
mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
‘jangaaan’, kataqu lagi.  Melihat Mukidi
yg begitu beringas dgn nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya
mulai meraba raba buah dadaqu. Aqu menyadari kalau aqu terjebak, aqu berusaha
melawan, dgn sekuat tenaga aqu dorong badannya, berhasil, dia terjatuh di
lantai kamar mandi.  Aqu langsung
mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aqu mencoba membuka
grendel pintu kamar mandi. Tanganku tertahan oleh tangan Mukidi yg kekar,
‘lepaskan’, kataqu, tetapi Mukidi yg sudah kesetanan itu tak mendengarkanku,
dia malah memutar tangan kananku ke belakang badanku dgn paksa, tangannya yg
lain menahan tangan kiriku didinding. 
Aqu terjebak, tenaganya kuat sekali, badanku seperti terkunci dan tak
bisa bergerak, ‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataqu memohon dgn suara
memelas. ‘bu Diana… biarkan aqu…’, katanya didekat telingaqu, dengusan nafasnya
sampai terasa menerpa telingaqu.  “ahhh
lepaskan’, aqu memohon lagi begitu mengetahui badan kekarnya menekan badanku
kedinding. Aqu sangat taqut, ketika merasa ada benda yg keras kenyal menabrak
bokongku. ‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaqu’, jerit batinku
Aqu semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yg menahan kedua
tanganku.  ‘sebaiknya bu Diana jangan
berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya
akan cerita ke semua orang kalau ibu Diana masturbasi di kamar mandi’, katanya
mengancam, aqu mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di
sekolah aqu dikenal sebagai wanita anggun yg berkarisma. Aqu menghentikan
perlawananku…berpikir sejenak. 
Kesempatan itu tak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas
merapat didinding bersatu dgn tangan kiriku, dgn tangan kirinya dia menahan
kedua tanganku. 

‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aqu memelas kepadanya.
Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaqu, dia memeras
buah dadaqu keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aqu taqut malah ada yg
dengar.  “aahh bu Diana..buah dada bu
Diana gede banget emmhh’, kata-kata kotor yg memuji keindahan badanku keluar
dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaqu yg masih ditutupi kemeja, dia
menarik kemejaqu keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yg kasar mulai
terasa meraba raba perutku, ‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika
dia mulai memeras buah dadaqu.  ’emmh bu
Diana, gede banget toket bu Diana”, katanya lagi dgn berbisik dari belakang,
dengusan nafasnya yg berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aqu bisa
merasakan kemaluannya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak bokongku. Ini
semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyebadaniku.  ‘Bu Diana ijinkan saya menyetubuhi bu Diana’,
bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aqu kaget mendengarnya, tetapi
tenagaqu tak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya. ‘Pak..jangan jangan
kasihani aqu’, kataqu memelas. Sepertinya apapun yg kukatakan tak dapat
membendung nafsu setannya, sejenak tak kurasakan tangan kanannya meraba raba
badanku. Penasaran apa yg dilaqukannya. aqu menoleh ke belakang dan alangkah
kagetnya..  ‘oooh jangan pak’, aqu panik
ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, walau tak begitu jelas
aqu bisa melihat kemaluannya yg besar dan hitam legam sudah keluar dari
sarangnya. Belom hilang rasa kagetku, Mukidi menekan badanku merapat kedinding,
aqu merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak bokongku. 

‘Aduuh bokong bu Diana montok banget’, katanya meremas remas
bokongku. Aqu terkaget, aqu baru teringat jika ketika masturbasi tadi aqu
melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu kamar
mandi.  ‘Gawat neh’, pekikku dalam hati
mengetahui bokongku tak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dgn mudah mencari
sasaran tembaknya apa lagi kemaluanqu udah mengeluarkan cairan karena
masturbasi tadi, aqu menjadi panik kembali, aqu taqut membaygkannya. Kucoba
lagi memberontak, tapi tetap sia sia. 
Aqu pasrah, rasanya tak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang
menggesek gesek belahan kemaluanqu yg licin seperti mencari cari sasaran.
Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang kemaluanqu setelah
mendapatkan sasaran tembak, kemaluan Mukidi sudah berada tepat di depan mulut
kemaluanqu, aqu sungguh tak berdaya. ‘Pak Mukidi ampun pak’, kataqu memohon
lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan segera masuk kedalam
badanku  ‘Bu Diana udah lama saya pengen
giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, katanya, dan tiba tiba kurasakan
kemaluannya mulai masuk, aqu panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku,
bukannya terlepas tapi malah karena gerakan badanku kemaluan itu malah terbenam
masuk ke dalam lubang kemaluanqu, ‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika
kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi kemaluanqu. Aqu menarik nafas,
ingin rasanya menangis.  Sungguh sial,
kemaluanqu yg sudah basah ketika aqu masturbasi tadi malah memudahkan gagang
itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tak mungkin kemaluanqu bisa
lecet karena ada benda yg memaksa masuk, tapi berkat cairan yg sebelomnya
memang udah membanjiri kemaluanqu membuat kemaluan Mukidi yg besar itu pun
masuk perlahan menggesek dinding lubang kemaluanqu perlahan.  ’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana enak
banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaqu ketika kemaluannya dibenamkan
sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku

‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aqu berharap kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belom pernah ada benda sebesar itu masuk ke kemaluanqu. Ketika gagangan itu amblas, aqu terdiam, antara bingung, taqut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaqu… aqu benar benar terdiam, tak bergerak.  Aqu pasrah, tak mengeluarkan sepatah katapun, tak kusangka khyalanku bercinta di kamar mandi sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dgn pak Lukman dan aqu tak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yg sedang mendesah desah dibelakangku, yg sedang membenamkan gagangannya di lubang surgaqu yg berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.  Kenyataan yg harus kuterima, Mukidi sedang menikmati kemaluanqu, menikmati memompa kemaluannya keluar masuk di lubang kemaluanku. ‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi ga karuan berkali kali  ’emmmh’, aqu mendesis kecil, walau aqu tak suka tapi tiba-tiba aqu merasakan rasa nikmat walau tersamar oleh rasa taqutku. Mukidi terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang kemaluanqu. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yg kekar di dinding kamar mandi.  ‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aqu mulai tenang, aqu menyadari kalau kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang kemaluanqu. Terasa banget ada benda yg mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yg menjalar diseluruh badanku.  Diam diam aqu mulai menikmati diperkosa lelaki ini, tiap kali dia menggerakkan gagang kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yg kudapat.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Pak RT Khayalan Seksualku

Ketika dia menancapkan kemaluannya kembali ke dalam liangku,
aqu mendesis pelan, kucoba tak mengeluarkan suara, aqu terlalu sombong untuk
mengaqui kalau gagangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaqu, tetapi tetap
saja desisan kecil keluar dari bibirku. ‘mmmh mmmmh’, desisku pelan. ‘enakkan
bu?, katanya tiba tiba.  Ternyata dia
mengetahui kalau aqu mulai menikmati tusukan kemaluannya. Aqu terdiam malu, tak
berani berkomentar, kalau kubilang tak atau memaki makinya, dia pasti tahu aqu
bohong karena kemaluanqu sudah mengeluarkan banyak cairan yg menandakan aqu
juga terangsang dan menikmati enjotan kemaluannya. Aqu menundukkan kepalaqu dan
mencoba menghindari ciuman bibirnya yg mengecup pipi kananku.  ‘Tunggingin dikit bu Diana’, katanya sambil
menarik bokongku keatas. ‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku
menungging’, umpatku dalam hati. Tapi aqu tak punya pilihan selain menuntaskan
birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir.
Aqu ikuti saja kemauannya dgn menunggingkan sedikit bokongku.  ’emmh bokong bu Diana memang montok banget,
ga salah apa yg aqu khayalin selama ini’, katanya sambil meremas remas bokongku
gemas. ‘Gila, ternyata aqu sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku
dalam hati. Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan
pinggulku, dia kembali menggerakkan kemaluannya kembali.  ’emmh pak pelan’, kataqu ketika kurasakan
penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari sebelomnya,mungkin karena aqu
menunggingkan bokongku sehingga posisi kemaluanqu benar- benar bebas hambatan.
Mukidi tak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aqu mulai
mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku, 
’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan gagangannya di lubang
kemaluanqu. Melihat badanku yg terdorong dorong kedepan, Mukidi sepertinya
sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aqu dapat menahan tekanan badannya,
dgn kedua tanganku bertopang pada tembok. 
’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas
bokongku yg bulat padat sambil tak berhenti mengocok kemaluannya. ‘ooh bu
oooh’, Mukidi semakin keras mendesah, aqu jadi taqut kalau-kalau ada orang yg
mendengar desahannya itu. “pak Mukidi..ja..jangan berisik pak..”, kataqu
memohon taqut desahannya didengar orang. ‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’,
katanya pelan dgn nafas menderu.  Kocokan
kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia
menguakkan belahan bokongku.

dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan aja aqu
menggeliat, bokongku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian.  ‘oooh pak Mukidi..oooh’, aqu bukan lagi
mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yg tercipta dari
kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yg membelai duburku seperti racikan
yg pas membuat aqu lupa diri, dan membuatku tak dapat membendung desahanku.
Hebat sekali, rasanya aqu mulai benar benar menikmati semua ini, badanku terasa
sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh badanku.  ‘oooh ahhh’, aqu semankin menggila desahanku
bertambah keras saja, Mukidi bukan saja hanya membelai duburku dgn jarinya
tetapi memasukkan satu jarinya ke duburku dan menusuk nusuk jarinya ke duburku,
refleks bokongku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia
membalasnya dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja terlintas dibenakku
untuk melaqukan anal sex dgn pak Mukidi, seperti yg dulu pernah kulaquan dgn
pacarku.  Mukidi semakin mengerang tak
karuan, tak kuhiraukan lagi apa yg dikatakan Mukidi, rasanya aqu sudah mau
klimaks. ‘saya mau keluar..ahh bu Diana’, kudengar samar samar erangannya,
tetapi tak kupedulikan karena aqu juga merasa sudah mau klimaks.  ‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras,
kurapatkan badanku kedinding, Mukidi mengikuti badanku dan menekan keras keras
kemaluannya kedalam kemaluanqu, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas
didalam duburku ‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aqu klimaks,
aqu tak dapat menahannya, sungguh luar biasa aqu bisa klimaks ketika
diperkosa. 

Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan
kemaluan Mukidi memenuhi liangku, tetapi tak kurasakan lagi jari Mukidi di
duburku, kedua tangannya memegang bokongku dan memompa kemaluannya dgn
ganas.  ‘oooh bu Diana oooh’, tiba tiba
Mukidi mengerang keras dan menekan badanku keras, aqu kaget menyadari dia mau
klimaks, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi sudah menyemburkan
sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan kemaluannya
dalam-dalam membuat badanku terdorong ke tembok.  ‘ooooh emmmh’, entah kenapa aqu ikut menikmati
sensasi ketika Mukidi klimaks di liangku, denyutan-denyutan kecil gagang
kemaluannya terasa di sinding lubang kemaluanqu ketika cairan hangat spermanya
berhamburan keluar menyirami lubangku. 
‘Ahhh apa yg kulaqukan? Mukidi klimaks di kemaluanqu’, pekikku dalam
hati. Aqu tersadar kembali, kurapatkan badanku kedinding dan menarik nafasku,
aqu teringat kalau aqu memang sudah mau haid, aqu hanya bisa berharap spermanya
tak membuahi telur dirahimku.  ‘ahh bu
Diana emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dgn mata melotot.
Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan
kemaluannya yg masih dilumuri cairan kemaluanqu.  ‘Cepat keluar pak’, kataqu dgn suara lantang
sambil merapikan posisi rokku. Mukidi tanpa berkata apa apa langsung keluar dan
kukunci pintu kamar mandi.

Aqu langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yg mengalir keluar, ‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati.  Aqu mengenakan celana dalam dan merapikan baju yg kukenakan. Aqu mengendap endap keluar kamar mandi dgn hati berdebar, taqut ada orang yg mengetahui apa yg terjadi tadi di kamar mandi. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dgn hati berdebar aqu memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belom pulang mereka lagi sibuk dgn urusan masing masing. Aqu sedikit bernafas lega walau perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aqu pulang kerumah dgn perasaan yg tak menentu antara malu, takjub dan taqut.  Demikianlah cerita dewasa terbaru Meki SPG diler motor Seksi dan nikmat membawa malu saat ketauan masturbasi di toilet oleh cerita sex hot.

Sumber Bacaan Lainya

https://cryptosblogs.com/
https://walz.in/
https://connexist.id/

KENIKMATAN MEMEK TANTE LYDIA
Guru Mesum Yang Mengajakku Untuk Melakukan Perselingkuhan Dirumah

Your email address will not be published. Required fields are marked *